Mini Case 4

Knowledge Management di PLN Wilayah Sultanbatara
Sebagai upaya membangun kesadaran terhadap pentingnya Manajemen Pengetahuan dalam perusahaan, PLN Wilayah Sulselrabar menyelenggarakan sosialisasi Knowledge Management (KM) dengan mengundang Tim Knowledge Management dari PLN Pusat yang terdiri dari Vice President Manajemen Pengetahuan Tentamia, didampingi Yudistian dan Suci Baktiningsih.
Sosialisasi berlangsung di aula lt.VI kantor PLN Wilayah Sulselrabar pada Rabu (29/4) dan dihadiri oleh General Manager PLN Wilayah, KAI, para manajer bidang dan manajer Unit, para Fungsional Ahli serta para “Champions” yang terdiri dari generasi muda PLN penerimaan tahun 1990 hingga sekarang.
Mengawali sambutannya, General Manager PLN Wilayah Sulselrabar Haryanto WS mengutip kata-kata Direktur SDM yang mengatakan bahwa di PLN ini generasi mudanya mendapatkan pengetahuan melalui proses ”mengintip”. Hal itu menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan selama ini belum berjalan dengan baik. Padahal masalah tersebut sangat krusial mengingat jumlah pegawai yang akan pensiun beberapa tahun ke depan sangat tinggi, sehingga dikhawatirkan transfer knowledge tidak berlangsung dengan baik bahkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang hilang.
Senada dengan GM Haryanto, Vice Presiden Manajemen Pengetahuan Tentamia mengungkapkan betapa pentingnya Knowledge Management bagi suatu organisasi yang dinamis untuk dapat survive dan bertumbuh kembang. Dalam sosialisasinya, Tentamia menerangkah bahwa Knowledge Management di PLN secara resmi baru dibentuk sejak 2008.
KM sendiri didefinisikan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola aset pengetahuan  perusahaan (mengumpulkan, menyimpan dan menyebarkan/ menggunakan aset pengetahuan), untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
KM juga dapat diartikan sebagai teknologi untuk mempercepat tumbuhnya inovasi pengetahuan, dengan memfasilitasi knowledge workers, untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan pada waktu yang tepat, mempercepat tumbuhnya tacit and explicit knowledge, serta memfasilitasi proses transformasi pengetahuan dari tacit knowledge menjadi explicit knowledge.
Dalam Dinamika Organisasi terdapat apa yang disebut Siklus 10 tahunan, dimana PLN sendiri menargetkan untuk bisa menjadi organisasi Pembelajar yang mampu melaksanakan proses transformasi (berbagi) pengetahuan secara berkelanjutan, dari “pengetahuan” pekerja menjadi “pengetahuan” organisasi, untuk menumbuh-kembangkan aset pengetahuan perusahaan.
Melanjutkan presentasi VP Manajemen Pengetahuan Tentamia, Yudistian yang juga tergabung dalam Tim Knowledge Management PLN Pusat menceritakan hasil kunjungannya ke Microsoft Indonesia mengenai budaya pembelajar di sana yang diciptakan sedemikian rupa dimana setiap orang dalam perusahaan itu diharuskan membuat 4 tulisan setiap minggunya.
Pada organisasi pembelajar pasti harus ada knowledge managementnya.
Alasan perlunya Knowledge Management :
Menghindari melakukan kesalahan yang sama
Menghindari mengulang proses penemuan (re-inventing the wheel)
Mampu mengulang kesuksesan dan mempertahankannya
Mempersingkat siklus belajar
Membuat keputusan berdasar pengetahuan yang mendalam
Untuk mencapai effisiensi organisasi
Untuk mengelola intelektual capital
Untuk menghadapi tantangan yang muncul dari persaingan global
Supaya menghasilkan pelayanan prima
Agar tetap unggul dalam persaingan
Analisis Permasalahan Budaya Berbagi di PLN
  1. Adanya forum-forum menunjukkan bahwa kemauan berbagi pengetahuan sudah tumbuh, namun belum mencakup seluruh perusahaan, karena belum didukung KM yang terintegrasi.
  2. Kemauan untuk mereplikasi (menerima pengetahuan) lebih rendah daripada kemauan memberi, karena…
Kuatnya egosektoral
Karyawan belum dewasa (individualis, merasa lebih baik)
Regulasi/kebijakan belum mendukung
Daya adaptasi masih rendah (comfort zone membuat malas, bila kepepet baru semangat)
  1. Budaya potensial : ”Jiwa Korsa yang Tinggi”
Tipsnya, bila selama ini manajer sibuk berpikir sendiri, maka mulai sekarang seluruh anggota perusahaan diupayakan untuk ikut berpikir. à Melalui CoP (Community of Practice). Siapa tahu masukan dari bawah justru bisa menjadi solusi. Misal, berikan tugas mengenai isu-isu yang dihadapi seperti tentang Losses.
CoP sebaiknya dilakukan perFUNGSI bisa jadi akan terlalu luas kalau perbidang masih terlalu luas. Kunci keberhasilan dari pelksanaan CoP adalah kepercayaan terhadap rekan yang berbagi pengetahuan dan keterbukaan.
Sebelum mengakhiri sosialisasinya, Tim KM PLN Pusat mempersilakan bagi Tim CoP unit yang ingin berkonsultasi agar dapat menghubungi kontak person berikut :
Yudistian Yunis, Sekretaris Tim KM – Kantor PLN Pusat . E-Mail: yudistian.yunis@pln.co.id.
Menutup acara sosialisasi, GM Haryanto menyampaikan bahwa dirinya dapat merasakan kerisauan rekan-rekan unit yang memiliki SDM yag terbatas dan tersebar sementara tugas-tugas yang ada cukup banyak sehingga sulit untuk memenuhi target.
Sehubungan dengan hal itu GM Haryanto menyatakan bahwa PLN benar-benar membutuhkan orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan militan, terutama para Champion dari generasi muda. Untuk itu GM sangat berharap agar para pegawai senior dapat aktif membantu membentuk generasi muda PLN menjadi insan yang lebih berkualitas dari semua aspek.
KM Merupakan salah satu tools untuk mempermudah komunikasi. Pembentukan CoP merujuk pada buku panduan yang frekuensi pelaksanaannya tidak dibatasi pada waktu, bisa jadi per triwulan, yang pasti melalui TI kita bisa melakukan komunikasi untuk mendukung CoP.

Sumber : http://www.plnsulselra.co.id/detilnews.aspx?id=105

This entry was posted in Knowledge Management Mini Cases. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *